Designer Dossier

10 Fashion Designer dari Brand Ternama, Bisa Kamu Tiru Etos Kerjanya

17 Oct 2022

Buat kamu yang bercita-cita jadi fashion designer untuk brand ternama, kamu harus kenal dengan nama desainer kreatif dari rumah mode terkemuka di dunia ini.

Dalam satu usaha yang sudah mendunia, mempertahankan brand besar bisa jadi lebih sulit daripada menciptakannya. Maka, kudos untuk para desainer ini yang bukan hanya mempertahankan, tapi juga menelurkan inovasi-inovasi baru untuk tiap desainnya. Yuk, kenalan dengan mereka di sini.

1. Nicolas Ghesquiere – Louis Vuitton

Nicolas Ghesquiere

Nicolas Ghesquiere. Sumber: ft.com

Ghesquiere merupakan anak dari seorang pemilik golf course. Ibunya adalah seorang sosialita yang menyukai dunia fashion. Desainer kelahiran 1971 ini penyuka berbagai kegiatan olahraga seperti berkuda, anggar, dan renang. Kesukaannya pada kegiatan olahraga ini terlihat dalam desain-desainnya yang terkesan strong dan powerful.

Menjadi desainer di Louis Vuitton sejak tahun 2013, Ghesquiere memulai karier fashion-nya sebagai asisten desainer Jean Paul Gaultier di umur 18 tahun. Talentanya yang bersinar membuatnya mampu menapaki dunia fashion di usia yang sangat muda. Pada umur 20 tahun, ia berhasil memasuki rumah mode Balenciaga dan menjadi Head of Design di umur 25 tahun. Dengan kapasitas tersebut, ia berhasil merancang keseluruhan desain musim spring/summer selama empat bulan saja. Dengan ciri khas memadukan berbagai kontras (atasan oversized-bawahan ketat, jumpsuit berpotongan pas badan-blus bervolume), ia berhasil membawa Balenciaga yang sempat turun namanya, kembali jadi buah bibir.

Memadukan elemen olahraga ke dalam desain LV yang klasik

Memadukan elemen olahraga ke dalam desain LV yang klasik. Sumber: tatler.com

Di Louis Vuitton sendiri, Ghesquiere juga menghasilkan macam-macam inovasi. Citra Louis Vuitton yang selama ini klasik berhasil ditabrakkan oleh Ghesquiere. Ghesquiere juga membuat desain yang maskulin untuk line pakaian perempuan, memadukan elemen pakaian olahraga ke dalam berbagai unsur klasik Louis Vuitton. Bahkan, ia membawa Louis Vuitton yang selama ini terkenal timeless ke budaya pop, dengan memasukkan unsur anime ke dalamnya! Satu lagi unsur olahraga yang ia masukkan ke Louis Vuitton, yakni desain sneakers yang chunky. Bukan Nicolas Ghesquiere namanya jika tidak kontras. Ia memadukannya dengan dress floral dan berbagai busana berwarna cerah di runway pamerannya

Cek produk favorit LV Voila di sini.

Marceau Monogram Caramel Bag

Bella Bucket Bag Caramel

2. Maria Grazia Chiuri – Dior

Maria Grazia Chiuri

Maria Grazia Chiuri. Sumber: ft.com

Maria Grazia Chiuri merupakan desainer berkebangsaan Italia yang terkenal dengan rancangan-rancangan bertema women empowerment. Ia lahir pada 2 Februari 1964 dari seorang ibu yang berprofesi sebagai penjahit. Ayahnya sendiri berprofesi sebagai tentara. Sejak kecil, ibunya yang mendorong Maria Grazia untuk mengejar pendidikan di bidang fashion.

Sosok wanita-wanita kuat dalam hidupnya termasuk neneknya yang seorang ibu tunggal, menjadi inspirasi Maria Grazia dalam menciptakan desain-desainnya. Anak perempuannya yang bernama Rachele, juga menjadi muse-nya.

Selepas bersekolah di Istituto Europeo di Design, ia bergabung dengan rumah mode Fendi. Maria menjadi salah satu orang yang turut mendesain Baguette Bag, salah satu tas paling populer Fendi. Pada tahun 1999, ia bergabung di rumah desainer Valentino. Di tahun tersebut, Dior sudah merekrut Maria, tapi ia tolak karena kontraknya yang terlalu mengekang.

Ketika Valentino Garavani pensiun, ia dipromosikan menjadi co-Artistic Director bersama dengan Pier Paolo Piccioli. Dengan gaya Italianya yang romantis dan mahal, bersama-sama mereka membawa nama rumah mode Valentino semakin harum.

Berbagai rancangan feminis Maria Grazia

Berbagai rancangan feminis Maria Grazia. Sumber: businessinfashion.com

Dior tidak menyerah untuk merekrut Maria Grazia. Pada tahun 2016 ia telah menjadi Artistic Director perempuan pertama Dior yang sudah berdiri sejak tahun 1946. Di sinilah ia membuat berbagai rancangan desain-desain bertema feminisme.

Jubah Natalie Portman di Academy Award ke-92

Jubah Natalie Portman di Academy Award ke-92. Sumber: forbes.com

Desain feminisme Maria Grazia dibuktikan ketika digelarnya event fashion show Dior. Di sana, terdapat slogan kalimat yang terkenal dari Chimamanda Ngozi Adichie, “We should all be feminist”. Kalimat ini dicetak pada kaos berwarna putih yang ditampilkan pada fashion show Dior. Selain itu, terdapat kutipan dari Carla Lanzo yang merupakan seorang kritikus seni dan aktivis wanita yaitu, “The patriarchy kills love,” dan,“We are all clitoridian women”. Kalimat ini juga terpampang di pertunjukan fashion Dior.

Selain itu pada kesempatan lain Maria Grazia juga merancang jubah Natalie Portman di Academy Award ke-92 yang bertuliskan nama-nama sutradara wanita ternama di dunia sebagai penghormatan atas kiprah wanita di dunia perfilman.

Cek item favorit Dior kami di sini:

Medium Lady D’ Natural Wicker and Blue D’ Oblique Jacquard Bag

Evidence Loafer Black Shoes

3. Tory Burch – Tory Burch

Tory Burch

Tory Burch. Sumber: elledecor.com

Tory Burch lahir dengan nama gadis Tory Robinson. Lahir di Pennsylvania pada tahun 1966, ayahnya adalah seorang investor di bursa saham dan seorang pengusaha gelas berbahan kertas. Ibunya Bernama Reva Robinson. Nama ibunya inilah yang disematkan pada sepatu flat Reva dalam koleksinya, yang hingga kini, menjadi salah satu sepatu paling populer di koleksinya.

Reva Ballerina Flats - Tory Burch

Reva Ballerina Flats. Sumber: toryburch.com

Tory bersahabat dengan desainer Kara Ross sejak bersekolah di Agnes Irwin School. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di University of Pennsylvania dengan jurusan sejarah seni. Selepas itu, ia bekerja untuk Benetton. Tory meluncurkan labelnya sendiri, Tory by TRB di tahun 2014. Merk ini kemudian berubah menjadi Tory Burch setelah tidak lama setelah ia menikah dengan J. Christopher Burch pada tahun 2006. Kemudian keduanya bercerai pada tahun 2016 tetapi tidak membuat nama Tory Burch berubah karena merek Tory Burch sudah dipatenkan.

Tory Burch terkenal dengan desainnya yang berkesan preppy-boho dan preppy-bohemian. Hal yang menjadi ciri khas desainnya tentu saja logo medali dengan inisial “T”-nya. Rancangan Tory Burch digemari banyak kalangan wanita dari segala usia karena mudah dipadukan untuk berbagai occasion. Rancangannya semakin booming setelah dipopulerkan oleh acara televisi Gossip Girls.

Cek produk favorit Tory Burch di Voila, di sini:

Fleming Medium Convertible Shoulder Bag Black Shw Bag

Tory Burch Eleanor Sandals Slide Perfect Black Gold

4. Alessandro Michele – Gucci

Alessandro Michele - Gucci

Alessandro Michele. Sumber: vogue.com

Alessandro Michele seorang perancang busana Italia yang bergabung dengan rumah mode Gucci sejak tahun 2015 sebagai creative designer. Dikenal karena desainnya yang maksimal, Alessandro Michele meluncurkan kembali popularitas Gucci dengan gaya Geek-Chic.

Alessandro Michele bersekolah desain di Accademia di Costume e di Moda di Roma. Ia mengambil jurusan kostum dan busana teater. Dari sinilah kesan grande dalam tiap desainnya berasal. Keluarganya mendorong minatnya pada fashion mode sejak usia dini. Desainnya berkesan eklektik, flamboyan dan maksimalis, bahkan psikedelik. Alessandro Michele menyebut dirinya sebagai arkeolog seni–ahli sejarah pakaian–alih-alih direktur kreatif. Baginya, pakaian tidak ada artinya tanpa konteks sejarah.

Bahkan, dirinya nampak seperti manekin hidup bagi setiap desainnya. Mulai dari rambut panjang dan jambang, cara berpakaian yang ekstra dan tak lupa tersemat cincin pada jari-jarinya.

Karir Alessandro Michele dimulai sejak tahun 1994. Alessandro Michele meninggalkan Roma untuk bekerja di Les Copains, sebuah perusahaan pakaian rajut Italia yang berbasis di Bologna. Tiga tahun kemudian, ia bergabung dengan Silvia Venturini Fendi dan Karl Lagerfeld di rumah mode Fendi, sebagai desainer jenis pakaian kulit untuk merek tersebut.

Desain ekstra ala Alessando Michele - Gucci

Desain ekstra ala Alessando Michele. Sumber: elle.com

Tas Dionysius Gucci

Tas Dionysius Gucci. Sumber: Gucci.com

Sejak tahun 2015 ketika bergabung dengan Gucci, Alessandro Michele merevolusi Gucci dengan ekstrem. Saat menciptakan produk ikonik, seperti tas tangan Dionysus, Alessandro Michele juga memperkenalkan kembali produk klasik Gucci termasuk logo double-G. Ia mengenalkan konsep pakaian pria Gucci yang feminim dengan mengenakan kembali slogan “My Body My Choice” dan juga desain rahim bersulam dengan menyematkan tanggal “22.05.1978” yaitu sebuah peringatan tanggal oleh pengadilan Italia untuk melegalkan aborsi. Dia menambahkan komponen Renaisans yang dramatis pada semangat Gucci, mengganti perabotan yang lebih modernis dengan barang antik di Palazzo Alberini-Cicciaporci yaitu kantor pusat desain Gucci di Roma dan memilih bangunan bersejarah yang penting untuk pertunjukan fashion show desainnya.

Cek produk Gucci favorit Voila di sini:

GG Canvas Rhyton Sneaker Beige Blue Wom

GG0416SK Sunglasses Black Multicolor Dark Grey

5. Stuart Vevers – Coach

Stuart Vevers - Coach

Stuart Vevers. Sumber: wsj.com

Stuart Vevers (lahir 17 November 1973) adalah seorang perancang busana asal Inggris. Desainer kelahiran 1973 ini lulus dari University of Westminster pada tahun 1996. Pekerjaan pertamanya adalah di Calvin Klein, kemudian berpindah ke Bottega Veneta, lalu ke Givenchy dan Louis Vuitton. Di rumah mode Louis Vuitton, dia bekerja dengan Marc Jacobs.

Sepanjang kariernya, ia berhasil merevolusi tiap rumah mode tersebut. Meskipun kali ini kita berbicara mengenai Coach, rumah mode Coach bukan merupakan brand pertamanya menjadi creative designer. Sebelumnya ia sudah bergabung dengan Mulberry sebagai creative designer pada tahun 2005 dan berperan penting dalam kesuksesan perusahaan dengan membuat kreasi berbahan kulit mereka menjadi tas yang populer dan digilai.

Desain tas Stuart Vevers - Coach

Desain tas Stuart Vevers. Sumber: elle.com

Pada 25 Juni 2013, Vevers diumumkan menjadi creative director eksekutif di untuk Coach. Salah satu kreasinya yang cukup menyenangkan setelah pandemi berakhir adalah kolaborasinya dengan Tom Wesselman. Dengan kolaborasi ini, mereka menata ulang barang-barang Coach klasik seperti Rogue, Duffle, dan jaket shearling yang masing-masing didekorasi dengan motif klasik Wesselmann, serta jacquard dan kulit. Warna-warna cerah, dikawinkan dengan barang-barang klasik yang berukuran besar.

Desain Stuart Vevers yang terinspirasi dari pandemic - Coach

Desain Stuart Vevers yang terinspirasi dari pandemic. Sumber: elle.com

Tidak hanya itu, Vevers juga menciptakan tote bag yang 100 persen berasal dari bahan daur ulang – kombinasi botol plastik, kulit yang dilarutkan, dan benang daur ulang. Ada juga clutch bag berukuran besar yang terdiri dari ratusan potongan kulit yang dirajut dengan rumit. Ada tas berwarna tutti-frutti yang dibuat dengan pewarna sayuran dan tas Dinky Coach dari tahun 1970-an yang customized dengan lencana kecil yang lucu.

Cek produk favorit Coach pada website Voila di sini:

Field Tote 22 In Signature Jacquard Stone Ivory

Pillow Tabby 18 Shoulder Bag Ivory

6. Demna Gvasalia – Balenciaga

Demna Gvasalia - Balenciaga

Demna Gvasalia. Sumber: ussfeeds.com

Demna Gvasalia adalah perancang busana Georgia. Saat ini dia menjabat sebagai direktur kreatif Balenciaga dan salah satu pendiri Vetements. Karier fashion-nya dimulai pada tahun 2006, yang saat itu berkolaborasi dengan Walter van Beirendonck untuk mengeluarkan koleksi pria. Pada tahun 2009, Gvasalia bergabung dengan Maison Martin Margiela, tempatnya bertanggung jawab untuk membuat koleksi wanita hingga tahun 2013.

Pada tahun 2013, ia ditunjuk sebagai desainer senior koleksi ready-to-wear wanita di Louis Vuitton. Awalnya posisinya berada di bawah Marc Jacobs, kemudian dengan Nicolas Ghesquière.

Pada tahun 2014, bersama dengan saudaranya Guram, Gvasalia meluncurkan merek Vetements. Misi merk ini menumbangkan status quo mode yang tinggi. Koleksi ready-to-wear wanita pertama Vetements ditampilkan pada acara Paris Fashion Week tahun 2014. Akan tetapi, pada tahun 2019, Gvasalia meninggalkan Vetements.

Karinya di Balenciaga diawali di tahun 2015. Gvasalia menjadi direktur kreatif Balenciaga, menggantikan Alexander Wang. Sebagian besar pendekatan Gvasalia untuk Balenciaga masih berasal dari tujuan awalnya, yaitu menciptakan mode subversif. Koleksi seperti musim gugur dan dingin di tahun 2017, masih terinspirasi oleh pola dasar yang menyimpang dari metode haute couture dan penampilan avant-garde. Dengan konsep menyederhanakan fashion ini, ia banyak mengeluarkan desain celana baggy, pakaian berpotongan loose, dan jaket bergaya street-style.

Desain Demna Gvasalia yang terinspirasi fashion jalanan. Sumber: elle.com

Desain Demna Gvasalia yang terinspirasi fashion jalanan. Sumber: elle.com

Cek produk Balenciaga favorit Voila di sini:

Le Cagole XS Bucket Bag Light Purple Shw

Ville Small Top Handle Bag Black Logo White

7. Nigo – Kenzo

Nigo – Kenzo

Nigo. Sumber: Hypebeast.com

Tomoaki Nagao yang lebih terkenal dengan nama Nigo, adalah seorang perancang busana Jepang, disc jockey (DJ), produser rekaman, dan pengusaha. Selain itu sejak tahun 2005, ia adalah anggota dari grup hip hop Jepang yaitu Teriyaki Boyz sebagai DJ in-house. Pada tahun 2021, ia menjadi creative director untuk Kenzo. Dia adalah pencipta dari lini pakaian A Bathing Ape (Bape). Kiprah dunia fashion Nigo dimulai dengan membuat toko kecil yang menjual kaos Bape dan hoodie print kamuflase. Saat itu, toko kecilnya menjadi sangat populer di kalangan remaja. Pada tahun 2002, Nigo merilis sneaker Bapesta. Desain sneaker ini mirip dengan desain Air Force 1 Nike, tetapi logo di sampingnya adalah logo Bapesta Nigo, sebuah bintang dengan kilatan petir.

Pada tahun 2005, Nigo bermitra dengan Pharrell Williams untuk membuat dan meluncurkan label streetwear yaitu Billionaire Boys Club dan sepatu Ice Cream. Dan pada 4 April 2009, Nigo juga mendirikan perusahaan pribadinya bernama Nigold.

Koleksi musim gugur/dingin Nigo untuk Kenzo 2022. Sumber: modern-notoriety.com

Koleksi musim gugur/dingin Nigo untuk Kenzo 2022. Sumber: modern-notoriety.com

Koleksi pertama Nigo di Kenzo lahir di musim gugur/dingin 2022 ini. Secara keseluruhan, koleksi ini merupakan paduan penuh warna antara streetwear dan high fashion. Nigo menggali arsip KENZO dan mengeluarkan berbagai floral prints dan motif klasik Kenzo lainnya, kemudian menabrakkannya di berbagai koleksi bergaya street-wear Kenzo.

Cek produk Kenzo favorit Voila di sini:

Tiger Embroidered Canvas Espadrilles White Pink

Cardigan Tiger Crest – Black

8. Sophie Delafontaine – Longchamp

Sophie Delafontaine - Longchamp

Sophie Delafontaine. Sumber: thefashionspot.com

Tas Le Pliage klasik khas Longchamp sudah memiliki nama besar di jagat aksesori mode. Hal ini menjadi tantangan dari Sophie Delafontaine sebagai cucu dari pendiri Longchamp. Di bawah Sophie, Longchamp berkembang menjadi label lifestyle terdepan. Bagi Sophie, Longchamp merupakan koleksi yang tidak hanya akan dipakai sekali atau dua kali. Detail, proporsi, kualitas tinggi, dengan paduan inovasi adalah kunci dari Longchamp bisa bertahan hingga sekarang. Sophie masih tetap memegang penuh tradisi dan akar dari Longchamp, sebagai bisnis keluarganya.

Longchamp Penelope Bag. Sumber: eBay.com

Longchamp Penelope Bag. Sumber: eBay.com

Salah satu tas terlaris Longchamp adalah tas Penelope, Effrontée, dan Longchamp 3D. Untuk menandai ulang tahun ke-70, di tahun 2018, label mewah Prancis yang terkenal dengan barang-barang kulitnya ini menggaet Kendall Jenner sebagai brand ambassador mereka. Langkah ini merupakan tonggak sejarah Longchamp setelah produk sepatu yang diluncurkan pada 2012. Salah satu model sepatu terlarisnya yaitu serial fringe gladiator Longchamp.

Kendal Jenner dengan Gladiator Sandal Longchamp

Kendal Jenner dengan Gladiator Sandal Longchamp. Sumber: nextshoes.com

Cek produk favorit Longchamp dari Voila di sini:

Le Pliage Filet Top Handle Bag Orange

Amazone Quilted XS Crossbody Bag Black

9. Miuccia Prada – Prada

Miuccia Prada – Prada

Miuccia Prada. Sumber: failurebeforesuccess.com

Miuccia Bianchi Prada adalah seorang perancang busana Italia. Selain menjadi creative designer Prada, ia juga mendirikan anak perusahaannya, yaitu Miu Miu. Cucu termuda Mario Prada ini mengambil alih pabrik barang mewah milik keluarganya pada tahun 1978. Pada tahun 1978 ia bertemu dengan calon suaminya yang juga mitra bisnisnya, yaitu Patrizio Bertelli. Bertelli, suami Prada, bertanggung jawab atas sisi komersial produk dan strategi ritel Prada.

Kariernya di Prada dimulai ketika ia bertanggung jawab atas desain aksesori. Desain tas tangan pertama Prada yang sukses di tahun 1985, merupakan tas tangan nilon berwarna hitam. Pada tahun 1989, ia mulai merancang dan memperkenalkan koleksi ready-to-wear wanita pertamanya. Pada tahun 1992, Prada mengenalkan label Miu Miu yang merupakan anak dari pakaian wanita Prada dengan harga yang lebih terjangkau.

Desain sukses tas tangan pertama Miuccia Prada

Desain sukses tas tangan pertama Miuccia Prada. Sumber: vogue.com

Cek produk Prada favorit Voila di sini:

Re-Nylon and Saffiano Leather Shoulder Bag Triangle Metal Logo Black

America’s Cup Original Sneakers Crystal

10. Marc Jacobs – Marc Jacobs

Marc Jacobs - Marc Jacobs

Marc Jacobs. Sumber: artnet.com

Marc Jacobs adalah seorang perancang busana Amerika. Dia adalah kepala desainer untuk label fashionnya sendiri, yaitu Marc Jacobs. Saat ini Marc Jacobs memiliki lebih dari 200 toko ritel di 80 negara. Sebelum membuat brand-nya sendiri, Marc Jacobs adalah direktur kreatif dari brand Louis Vuitton pada tahun 1997 hingga 2014.

Koleksi 2022 Marc Jacobs. Sumber: nytimes.com

Koleksi 2022 Marc Jacobs. Sumber: nytimes.com

Jacobs adalah salah satu perancang busana pertama yang memiliki gaya street-wise yang estetik dengan perpaduan preppy, grunge, dan couture. Marc Jacobs juga dikenal dengan campaign yang memadukan kesan artsy dan avant-garde. Pada fashion show yang ia gelar, ia jarang memakai model fashion tetapi memakai sekelompok ikon budaya dan seniman untuk menampilkan karya-karyanya.

Tidak sekadar fashion designer untuk merknya sendiri, Marc Jacobs juga banyak berkolaborasi dengan artis dan merk terkenal dunia lainnya. Hal ini sudah dilakukannya sejak mendesain untuk Louis Vuitton, mulai berkolaborasi dengan Stephen Sprouse, Takashi Murakami hingga artis Amerika Richard Prince dan rapper Kanye West. Ia juga sempat menjadi creative director untuk Diet Coke dan melakukan rebranding secara masif di dalamnya.

Cek produk Marc Jacobs favorit Voila di sini:

The Box 23 Shoulder Bag Quarry

The Bucket Mini Bag Tan

Share this article